Stenosis Arteri Iliaka
Stenosis arteri iliaka cukup sering ditemukan pada penderita dengan penyakit sumbatan arteri perifer.
Selama ini penanganan yang lazim dilakukan adalah dengan cara bypass iliaka femoral atau aorto femoral. penanganan dengan cara pembedahan terbuka ini bersifat sangat invasif dengan luka yang lebar dan masa perawatan lama dan sering memerlukan perawatan di ICU. Pasca operasi sering timbul komplikasi berupa sumbatan yang disebabkan trombosis didalam graft dan bisa juga timbul komplikasi infeksi baik di luka operasi maupun didalam graft.
Saat ini salah satu metode yang digunakan untuk penatalaksanaan kasus seperti ini adalah dengan melakukan tindakan endovaskular yang merupakan tindakan minimal invasif di cath lab atau kamar operasi hybrid. salah satu keuntungan operasi ini adalah tidak memerlukan anestesi umum atau regional, cukup hanya dengan lokal anestesi, resiko perdarahan minimal, tidak memerlukan perawatan lama diruangan, perdarahan minimal.
saat ini kami sudah melakukan operasi seperti ini dibeberapa tempat di Jakarta seperti RSCM dan beberapa RS Swasta.
Berikut kami tampilkan beberapa contoh gambar tindakan endovaskular
dari gambar 1 dapat dilihat stenosis pada arteri iliaka eksterna kiri
pada gambar 2 dilakukan baloning
digambar 4 dapat dilihat stent telah terpasang
pada gambar lima dapat dilihat stenosis sudah tidak ada lagi.
jika anda mengalami keluhan seperti luka atau tukak atau nyeri pada tungkai yang mungkin diakibatkan oleh sumbatan pada arteri di tungkai anda, anda dapat menghubungi kami di divisi vaskular dan endovaskular deprtemen ilmu bedah RSCM
anda dapat menghubungi kami juga via email. patrianef@gmail.com
posting by Patrianef
Bedah Vaskuler dan Endovaskuler
Kamis, 26 September 2013
Jumat, 04 Mei 2012
Sejarah Perkembangan Bedah Vaskular di Indonesia
Pada akhir tahun 1970, di bagian
Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dirasakan kebutuhan adanya
suatu wadah untuk menampung pasien dengan kelainan vaskuler yang sebelumnya
ditangani oleh bedah umum. Dengan kembalinya beberapa spesialis bedah dari luar
negeri yang mempunyai perhatian khusus pada ilmu bedah vaskuler, antara lain, Prof
Djang Jusi dari Jakarta yang telah melakukan penelitian dan mendapat
pelatihan khusus di Amsterdam, mulai dirintis jalan untuk membentuk wadah
dimana semua kasus dengan kelainan vaskuler dapat ditangani secara khusus. Kemudian
satuan tugas ini diperkuat oleh dr. Murnizal Dahlan yang telah
menyelesaikan pelatihan di Paris dan dr. Hilman Ibrahim dari Perth.
Terakhir dilengkapi oleh dr. Raden Suhartono dan dr. Dedy Pratama
dari Jerman.Pada tahun 2011 Divisi vaskuler FKUI/RSCM diperkuat oleh dr.Alexander JayadiUtama yang telah
menyelesaikan pendidikan di St Franziskus Klinikum MunsterJerman,. Sejak tahun 2013 Divisi Vaskular dan Endovaskular diperkuat oleh dr.Patrianef yang telah selesai menjalani pendidikan endovaskular/vaskular intervensi di Hospital Universiti Kebangsaan Malaysia dan Hospital Kuala Lumpur.Saat ini sedang
menjalani pendidikan di Jepang dr.Achmadu
Di Bandung, Prof Dr Hendro
Sudjono Yuwono telah menyelesaikan pelatihan Vaskuler di Amsterdam,
mengembangkan layanan vaskuler di RS Hasan Sadikin /FK Unpad Bandung. Sejak tahun 2009 diperkuat oleh dr.Teguh Marfen Djajakusumah yang telah
menyelesaikan pendidikan di FKUI/RSCM.
Pada tahun 2006 mulai berkembang
pelayanan bedah vaskuler di RS dr Karyadi/ FK Undip Semarang, yang dilakukan oleh dr Aries Soejarwo yang merupakan lulusan dari FKUI/RSCM
Jakarta. Selanjutnya pada tahun 2008 pelayanan bedah vaskuler mulai
terselenggara di RS M.Djamil/FK Unand Padang, yang dilakukan oleh dr.Raflis Rustam yang
selanjutnya diperkuat oleh dr.Patrianef
. Di Medan sejak tahun 2010 telah dilakukan pelayanan vaskuler oleh dr Aswadi Tanjung. Di Manado mulai tahun 2012 dilaksanakan pelayanan vaskular oleh dr.Richard Sumangkut. di RSPAD sejak tahun 2012 juga telah melakukan pelayanan vaskular yang dilakukan oleh dr.Dedy Achmad Zaelani. Sejak tahun 2012 di RS Fatmawati mulai dilakukan pelayanan vaskular oleh dr.Witra Irfan .
Saat ini sedang menjalani pendidikan sebanyak 8 orang trainee yaitu dr Jaka dari RS Ahmad Husein Palembang. dr Vendry Rivaldy dari RSUP dr.M Jamil Padang, Dr Putie Hapsari dari RS Hasan Sadikin Bandung, dr. Agnes dari angkatan laut, dr Mulawardi dari Makasar, dr Ahmad Ramzy dari Riau, dr M Fauzi Nasution dari Sumatera Utara dan dr Wahyu Wardhana dari Kalimantan Selatan. Saat ini untuk pendidikan peserta diambil dari spesialisasi bedah umum, sebab pendidikan bedah vaskuler dan endovaskuler masih merupakan bagian dari bedah umum.
Selain itu Dr.Achmadu Staf dari FKUI/RSCM saat ini sedang memperdalam ilmu vaskuler di Jepang.
Saat ini sedang menjalani pendidikan sebanyak 8 orang trainee yaitu dr Jaka dari RS Ahmad Husein Palembang. dr Vendry Rivaldy dari RSUP dr.M Jamil Padang, Dr Putie Hapsari dari RS Hasan Sadikin Bandung, dr. Agnes dari angkatan laut, dr Mulawardi dari Makasar, dr Ahmad Ramzy dari Riau, dr M Fauzi Nasution dari Sumatera Utara dan dr Wahyu Wardhana dari Kalimantan Selatan. Saat ini untuk pendidikan peserta diambil dari spesialisasi bedah umum, sebab pendidikan bedah vaskuler dan endovaskuler masih merupakan bagian dari bedah umum.
Selain itu Dr.Achmadu Staf dari FKUI/RSCM saat ini sedang memperdalam ilmu vaskuler di Jepang.
Pada saat ini Divisi Bedah
Vaskuler juga diperkuat oleh Prof Dr. Med. dr. Rasjid Soeparwata yang
ditempatkan di Divisi Bedah Vaskuler sebagai hasil kerjasama dengan Universitats
Klinikum Muenster Germany.
Kerjasama dengan luarnegeri makin ditingkatkan,selain kerjasama dengan
St Franziskus Klinikum Munster jerman, maka saat ini kerjasama juga
dilakukan dengan
Departemen Bedah University Kebangsaan Malaysia serta Hospital Kuala Lumpur.kerjasama ini merupakan
pengembangan kerjasama Universitas Indonesia dengan UKM Malaysia
Dengan berfungsinya Divisi
Vaskuler di FKUI RSCM tahun 1975 maka layanan Vaskuler mulai diselenggarakan
dengan intensif. Pada awalnya hambatan
karena belum tersedianya alat diagnosis penunjang untuk melengkapi diagnostik
Vaskuler. Layanan Vaskuler selanjutnya
berkembang pesat setelah tersedia alat-alat penunjang diagnostik baik invasif maupun
non invasive. Saat ini untuk diagnostik non
invasif di Divisi Vaskuler telah memilki
sebanyak 3 buah USG, satu buah fixed dan
dua buah portable. Selain itu juga
memiliki pletismograf. Saat ini trelah dilakukan tindakan minimal invasif atau vaskular intervensi yang dilakukan di PJT RSCM yang rutin dlakukan sejak tahun 2013
Di Kencana telah
dilaksanakan pelayanan canggih seperti endovenous laser yang merupakan
pelayanan minimal invasive untuk menangani kasus kasus kelainan vena. Juga tersedia peralatan laser untuk penanganan
kasus kasus kelainan vaskuler superfisial seperti teleangiektasis.
Untuk penanganan kasus kasus deep vein thrombosis, telah dilakukan
juga pemasangan vena cava filter,
tindakan ini merupakan tindakan minimal invasif dengan menggunakan peralatan
angiografi
Saat ini sudah dilaksanakan
pelayanan diagnostik dan terapeutik minimal invasif dalam jumlah terbatas
karena kendala ketersediaan alat dan keterbatasan tempat . Kedepan dengan dimilikinya peralatan C arm ,
akan lebih banyak dilakukan pemeriksaan dan tindakan minimal invasif
Seiring dengan peningkatan usia
harapan hidup, maka kedepannya kasus kasus kelainan vaskuler akan sangat
meningkat sehingga pengelolaan pasien vaskuler mendapatkan tantangan yang lebih
besar karena meningkatnya prevalensi penyakit-penyakit vaskuler.
Sehubungan dengan itu dan juga
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan vaskuler di luar negeri, serta
perubahan nama divisi vaskuler diluar negeri maka pada tahun 2010 divisi
vaskuler berubah nama menjadi Divisi Vaskuler dan Endovaskuler. Perubahan nama
ini mengikuti perubahan nama perhimpunan yang berubah dari Perhimpunan
Spesialis Bedah Vaskuler Indonesia menjadi Perhimpunan Spesialis Vaskuler dan Endovaskuler
Indonesia. Perubahan ini didasarkan juga atas keinginan untuk berubah kearah
yang lebih baik
Dari sisi kwalitas pelayanan saat ini semua modalitas pemeriksaan baik non invasif maupun invasif sudah mampu dilakukan oleh Divisi Vaskuler dan Endovaskuler, demikian juga semua modalitas tindakan baik medikamentosa, pembedahan terbuka, minimal invasif sudah mampu dilakukan . Kedepan dengan selesainya Nasional Vascular Center, maka akan semakin banyak yang bisa dilakukan .
Saat ini sedang diusahakan memperkuat pelayanan vaskuler di daerah yang sudah memiliki spesialis vaskuler
Dari sisi kwalitas pelayanan saat ini semua modalitas pemeriksaan baik non invasif maupun invasif sudah mampu dilakukan oleh Divisi Vaskuler dan Endovaskuler, demikian juga semua modalitas tindakan baik medikamentosa, pembedahan terbuka, minimal invasif sudah mampu dilakukan . Kedepan dengan selesainya Nasional Vascular Center, maka akan semakin banyak yang bisa dilakukan .
Saat ini sedang diusahakan memperkuat pelayanan vaskuler di daerah yang sudah memiliki spesialis vaskuler
Saat ini Divisi Vaskuler dan
Endovaskuler merupakan satu satunya institusi pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan subspesialis vaskuler dan endovaskuler. Peserta didik berasal dari dokter
spesialis bedah umum. Sesudah selesai akan mendapatkan sebutan sebagai
spesialis bedah konsultan vaskuler yang menangani kasus kasus vaskuler secara
komprehensif mulai dari diagnostic, medikamentosa, minimal invasive dan pembedahan
terbuka. Spesialis Bedah Vaskuler dan Endovaskuler adalah satu satunya
spesialis dibidang vaskuler yang mampu menggunakan semua peralatan diagnostic dan
terapeutik pada kasus kasus vaskuler.
Kami mengundang spesialis bedah umum
yang tertarik dalam pengembangan ilmu vaskuler untuk ikut menjalani
pendidikan
spesialis vaskuler di FKUI/RSCM . Berbeda dengan spesialis lain yang
ikut menangani kasus vaskuler, maka saat ini spesialis bedah vaskuler
adalah satu satunya spesialis bedah yang mampu menangani kasus vaskuler
dengan semua modalitas yang tersedia dan mampu menangani komplikasi dari
tindakan, serta mempunyai latar belakang spesialis bedah umum yang
memilliki pengetahuan luas tentang struktur anatomi dan fisiologi hampir
semua organ tubuh.
Langganan:
Postingan (Atom)